Selasa, 19 Januari 2010

Gempa & Tsunami Dahsyat Berpotensi Terjadi Lagi di Sumatera

Indonesia pernah mengalami gempa dan tsunami dahsyat di Aceh dan sekitarnya. Gempa dan tsunami serupa yang menewaskan banyak orang seperti peristiwa 26 Desember 2004 itu bisa terjadi lagi di Sumatera. Dan kota Padang yang baru diguncang gempa tahun lalu, sebagai garis bidiknya.

Demikian peringatan yang disampaikan tim ahli seismologi seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (18/1/2010). Peringatan itu dituangkan dalam surat untuk jurnal Nature Geoscience.

Tim ini dipimpin oleh ilmuwan terkemuka John McCloskey, profesor di Institut Riset Sains Lingkungan Hidup di Universitas Ulster, Irlandia Utara. McCloskey terkenal sejak prediksi gempa Sumatera yang cukup akurat di tahun 2005.

Dikatakan tim itu, bahaya tersebut berasal dari dari penumpukan tekanan yang terus-menerus dalam dua abad terakhir di belahan parit Sunda (Sunda Trench), salah satu zona gempa paling mengerikan di dunia, yang berlangsung paralel ke pantai Sumatera bagian barat.

"Ancaman gempa penyebab tsunami yang dahsyat dengan skala kekuatan lebih dari 8,5 di tambalan Mentawai tidak berkurang.... Ada potensi timbulnya korban jiwa sebesar tsunami Samudera Hindia tahun 2004," demikian peringatan tersebut.

Tidak disebutkan kapan waktu kejadian tersebut. Namun dengan jelas diingatkan bahaya untuk Padang, kota dengan 850 ribu jiwa penduduk yang terletak di wilayah yang berisiko tersebut.

"Ancaman untuk peristiwa itu adalah jelas dan kebutuhan untuk aksi mendesak sangatlah tinggi," demikian peringatan para ahli seismologi tersebut.

Lebih dari 220 ribu orang tewas dalam bencana tsunami 26 Desember 2004 saat gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter mengguncang parit Sunda bagian Utara.

Pada Maret 2005 lalu, McCloskey telah mengingatkan bahwa gempa yang terjadi pada 26 Desember 2004 tersebut telah menciptakan tekanan utama di bagian yang berdempetan dari kecacatan di sebelah Selatan. Dikatakannya, getaran di wilayah gempa dengan kekuatan 8,5 Skala Richter dengan kapasitas yang mampu menciptakan tsunami akan terjadi dan mengingatkan pemerintah setempat untuk bersiap-siap.

Prediksi McCloskey terbukti kebenarannya dalam dua minggu. Pada 28 Maret 2005, gempa dengan kekuatan 8,6 Skala Richter menerjang Pulau Simeulue dan menciptakan tsunami setinggi 3 meter.

Kini tim McCloskey mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah guna menyiapkan diri terhadap risiko gempa bumi berikutnya di Padang usai gempa dahsyat di Padang pada 30 September 2009.

"Penting sekali bahwa pemerintah Indonesia dengan bantuan komunitas internasional dan organisasi-organisasi nonpemerintah, memastikan bahwa mereka menuntaskan upaya bantuan dan pembangunan tahan gempa usai gempa bumi ini, dan bekerja sama dengan rakyat Padang untuk membantu mereka menyiapkan diri untuk gempa berikutnya," pungkas mereka.

http://id.news.yahoo.com

Jumat, 15 Januari 2010

Madu asli atau madu palsu

Madu asli atau madu palsu, Saat ini banyak sekali beredar madu palsu. Bagaimana cara membedakannya?

Secara sederhana, madu asli dan palsu dapat dibedakan dengan melihat ciri khas fisis madu asli sebagai berikut :

1. Cara pertama, meneteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu akan mudah terserap kertas karena kandungan airnya tinggi.

2. Cara kedua, dengan mengocoknya. Madu asli akan membentuk gas atau uap air jika dikocok.

3. Cara ketiga, mencampurnya dengan telur ayam/bebek. Madu asli yang diaduk bersama telur akan membentuk gumpalan dan rasa telur berubah menjadi seperti sudah digoreng.

4. Cara keempat, dituang ke wadah berisi air. Madu asli akan langsung jatuh ke dasar wadah, sedangkan madu palsu cenderung akan menyebar
.

Madu asli atau madu palsu, Saat ini banyak sekali beredar madu palsu. Bagaimana cara membedakannya?

Secara sederhana, madu asli dan palsu dapat dibedakan dengan melihat ciri khas fisis madu asli sebagai berikut :

1. Cara pertama, meneteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu akan mudah terserap kertas karena kandungan airnya tinggi.

2. Cara kedua, dengan mengocoknya. Madu asli akan membentuk gas atau uap air jika dikocok.

3. Cara ketiga, mencampurnya dengan telur ayam/bebek. Madu asli yang diaduk bersama telur akan membentuk gumpalan dan rasa telur berubah menjadi seperti sudah digoreng.

4. Cara keempat, dituang ke wadah berisi air. Madu asli akan langsung jatuh ke dasar wadah, sedangkan madu palsu cenderung akan menyebar
.

Rabu, 06 Januari 2010

Yuk, Bersantai di 'Hutan' Stroberi

DEWASA ini ada beberapa restoran atau rumah makan yang berusaha 'keluar' dari pakem konvensional. Mereka membuat rumah makan yang bukan hanya sebagai tempat menuntaskan lapar dan dahaga saja, tetapi juga sekaligus sebagai tempat hiburan dan bersantai.

Salah satunya adalah Strawberry Cafe. Kafe ini bisa dibilang cukup unik, karena tidak saja menyajikan makanan dan minuman dari buah stroberi, tetapi juga menyediakan fasilitas seperti aneka permainan yang bisa dipinjam oleh para tamu saat berkunjung ke kafe tersebut. Ada sekitar 500 jenis permainan yang berasal dari Amerika dan Eropa.

Memasuki kafe, kita serasa masuk ke hutan yang dipenuhi tanaman stroberi. Pohon-pohon dari kayu asli ditata menyerupai hutan yang lebat. Di setiap pohonnya bergelantungan buah stroberi dan beberapa boneka binatang, seperti burung atau monyet. Di salah satu sudut kafe ada lemari pajang yang berisi berbagai macam pernik-pernik berbentuk stroberi. Kebetulan pemiliknya m emang sangat menyukai barang-barang berbau stroberi.

Penyajian beberapa menu cukup unik, ditambah dengan penamaan yang tidak biasa. Ada Strawberry Volcano, minuman yang terbuat dari red wine dari Perancis dikombinasikan dengan buah stroberi segar dan susu segar dari Australia.

Penyajiannya memakai dua gelas. Gelas atas untuk penempatan jus sedangkan di bawah ada gelas bening untuk meletakkan hiasan gunung berapi. Ketika dihidangkan, tampilannya seperti kawah gunung berapi yang sedang meletus mengeluarkan lahar.

Ada juga penyajian jus dengan gelas yang di bawahnya diberi ikan hidup, jadi seperti di akuarium. Bila mau, pengunjung juga bisa membawa pulang ikan tersebut. Jenis minuman ini jus tetapi dengan sedikit beraroma rum. Dekorasi lainnya ada kembang api.

Tersedia juga permainan yang menggunakan minuman, namanya Russian Roulette. Bentuknya seperti permainan rolet dengan pistol sebagai pemutarnya. Di sekelilingnya ada tujuh gelas kecil berisi jus stroberi dengan aneka macam rasa dari manis, asam, sampai pedas. Siapa yang mendapat giliran memutar dan berhenti di gelas yang ditunjuk oleh pistol itu maka harus menghabiskan isinya.

Buku menunya juga unik, terbuat dari kayu berbentuk buah stroberi, dengan panjang kurang lebih 50 cm. Kalau dibawa lumayan berat juga.

Sementara itu, untuk makanan beratnya bisa dicoba nasi goreng stroberi dan spaghetti stroberi.

Kostum sesuai tema
Menurut Putra Priyadi, pemilik Strawberry Cafe, dari 140 macam menu yang ditawarkan, sekitar 90 persen menggunakan bahan dasar stroberi. Seluruh buah itu merupakan hasil kebun milik sendiri di daerah Bogor. "Kami memakai bibit stroberi dari Jepang sehingga rasaya manis dan sedikit asam. Daging buahnya lebih kuat dan wanginya lebih tajam ketimbang bibit dari California," katanya.

Sebagai makanan pembuka bisa dicoba Buffalo Chicken Crisper (sayap ayam) yang disajikan bersama tujuh macam saus, mulai dari rasa manis, asam, hingga pedas. Pada saat menyajikan, si pelayan akan membawa boneka ayam dan memencet boneka itu sehingga mengeluarkan teriakan ayam.

Untuk makanan yang manis sebagai penutup bisa dipilih strawberi flambe, buah stroberi segar yang disajikan di piring yang disusun seperti air mancur, lalu dituangi dengan lelehan cokelat yang sudah dicampur dengan rum.

Yang juga menarik, para pelayan kafe ini memakai kostum yang disesuaikan dengan event yang sedang berlangsung. Misalkan pada saat perayaan Haloween maka kostumnya seperti setan dengan rambut palsu yang berwarna merah. Kalau tidak ada kegiatan tertentu maka Putra pun membuat tema sendiri.

Semua menu yang ditawarkan harganya berkisar Rp 8.000-Rp 30.000 per porsi. Kalau Anda maniak dengan pernik-pernik stroberi, kafe ini juga menyediakan beragam pernik, mulai dari jepit rambut, alat tulis, boneka, hiasan meja, hingga permaian seperti monopoli dan sebagainya.

Sumber:Kompas.com

Sabtu, 02 Januari 2010

Bisnis Sampingan Boleh Asal Serius

Apapun kegiatan yang dilakukan dengan serius presentasi keberhasilannya lebih besar dibandingkan apabila dilakukan dengan tidak serius.
Begitupun dalam bisnis. Walau predikat kegiatannya masih berkonotasi sampingan, tapi apabila dilakukan dengan serius, maka bisnis sampingan memiliki peluang keberhasilan yang jauh lebih besar.
Saya berasumsi, bahwa sebagian masyarakat awam, masih memandang kecil terhadap kegiatan usaha atau bisnis sampingan yang mungkin sedang dilakoni, atau mungkin masih dalam perencanaan.
Tentu saja pandangan seperti itu, akan menarik logika bisnis yang sempit. Sehingga ia senantiasa menempatkan konteks bisnisnya dalam skala yang kecil.
Padahal jika konteks “Kecil” terhadap bisnis sampingan itu di singkirkan, bukan tidak mungkin, untuk mendapatkan hasil yang luar biasa. Hasil yang di luar perkiraan orang-orang pada umumnya.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kegiatan bisnis yang kita rintis di tempatkan dalam konteks yang proporsional dan terencana. Dan semua itu akan semakin berkualitas jika kita laksanakan dengan penuh keseriusan.
Berkaitan dengan bisnis sampingan, saya meramalkan, bahwa banyak di antara kita yang ingin pindah kuadran dari pekerja menjadi pebisnis. Dari karyawan menjadi boss. Tapi masih ragu dan takut untuk benar-benar beranjak dari status sekarang.
Ada 2 pertimbangan utama :
1. Tidak Mau Meninggalkan Zona Nyamannya
2. Takut Meninggalkan Zona Nyaman itu
Kedua pertimbangan ini tidak mudah untuk menghapusnya dari karakter / mind set seseorang. Karena hal ini sudah menjadi akar dan untuk merubahnya bukanlah pekerjaan mudah. Perlu daya ungkit yang benar-benar pas. Pas di hati pas di Logika.
Nah salah satu alat untuk melakukan mutasi kuadran adalah dengan cara merintis sebuah bisnis dan bisnis itu kita beri judul Bisnis Sampingan. Mengapa? Yah karena pekerjaan utama belum bisa di gantikan 100% oleh bisnis yang baru di bangun tersebut.
Sang aktor tentu perlu waktu untuk membangun kepercayaan dirinya.
kondisi seperti itu masih sangat premature. Jika sang aktor tidak siap dengan factor-faktor yang akan mempengaruhi perjalanan bisnisnya kelak. Maka bisa jadi ia akan gugur sebelum berperang.
Sekali lagi mutasi kuadran ini bukanlah persoalan mudah. Banyak hal yag musti di rubah dan pasti berubah dalam melakukannya. Terutama masalah Mind Set.
Jadi jika kebetulan anda berniat untuk merintis Bisnis Sampingan, maka lakukanlah dengan SERIUS.
Kalau sudah serius pasti berhasil?
Yang serius saja belum tentu berhasil apalagi tidak serius.. setuju tidak?
Pribadi yang Melakukan sesuatu dengan antusias dan Serius, peluang keberhasilannya lebih besar dibandingakn dengan pribadi yang melakukan dengan perasaan apatis dan sambil lalu
walau keseriusan bukan jaminan, tapi keseriusan mendekati keberhasilan
Selamat Berjuang
Sumber: http://www.fadlymuin.com

Etika Bisnis dan Pendidikan

Dalam sistem perekonomian pasar bebas, perusahaan diarahkan untuk mencapai tujuan mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin, sejalan dengan prinsip efisiensi. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut pelaku bisnis kerap
menghalalkan berbagai cara tanpa peduli apakah tindakannya melanggar etika dalam berbisnis atau tidak.

Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi
penyimpangan norma-norma etis, meski perusahaan-perusahaan tersebut memiliki code of conduct dalam berbisnis
yang harus dipatuhi seluruh organ di dalam organisasi. Penerapan kaidah good corporate governace di perusahaan
swasta, BUMN, dan instansi pemerintah juga masih lemah. Banyak perusahaan melakukan pelanggaran, terutama dalam
pelaporan kinerja keuangan perusahaan.

Prinsip keterbukaan informasi tentang kinerja keuangan bagi perusahaan terdaftar di BEJ, misalnya seringkali dilanggar
dan jelas merugikan para pemangku kepentingan (stakeholders),terutama pemegang saham dan masyarakat luas
lainnya.Berbagai kasus insider trading dan banyaknya perusahaan publik yang di-suspend perdagangan sahamnya oleh
otoritas bursa menunjukkan contoh praktik buruk dalam berbisnis. Belum lagi masalah kerusakan lingkungan yang terjadi
akibat eksploitasi sumber daya alam dengan alasan mengejar keuntungan setinggi-tingginya tanpa memperhitungkan
daya dukung ekosistem lingkungan.

Bisa dibayangkan, dampak nyata akibat ketidakpedulian pelaku bisnis terhadap etika berbisnis adalah budaya korupsi
yang semakin serius dan merusak tatanan sosial budaya masyarakat. Jika ini berlanjut, bagaimana mungkin investor
asing tertarik menanamkan modalnya di negeri kita? Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang mengapa kesemua ini
terjadi? Apakah para pengusaha tersebut tidak mendapatkan pembelajaran etika bisnis di bangku kuliah? Apa yang salah
dengan pendidikan kita, karena seharusnya lembaga pendidikan berfungsi sebagai morale force dalam menegakkan nilai-
nilai kebenaran dalam berbisnis?

Bagaimana sebenarnya etika bisnis diajarkan di sekolah—kalaupun ada—dan di perguruan tinggi? Etika bisnis
merupakan mata kuliah yang diajarkan di lingkungan pendidikan tinggi yang menawarkan program pendidikan bisnis dan
manajemen. Beberapa kendala sering dihadapi dalam menumbuhkembangkan etika bisnis di dunia pendidikan.
Pertama, kekeliruan persepsi masyarakat bahwa etika bisnis hanya perlu diajarkan kepada mahasiswa program
manajemen dan bisnis karena pendidikan model ini mencetak lulusan sebagai mencetak pengusaha. Persepsi demikian
tentu tidak tepat. Lulusan dari jurusan/program studi nonbisnis yang mungkin diarahkan untuk menjadi pegawai tentu
harus memahami etika bisnis. Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha,
termasuk dalam berinteraksi dengan stakeholders, termasuk tentunya karyawan.

Etika bisnis sebaik apa pun yang dicanangkan perusahaan dan dituangkan dalam pedoman perilaku, tidak akan berjalan
tanpa kepatuhan karyawan dalam menaati norma-norma kepatutan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Kedua,
pada program pendidikan manajemen dan bisnis, etika bisnis diajarkan sebagai mata kuliah tersendiri dan tidak
terintegrasi dengan pembelajaran pada mata kuliah lain. Perlu diingat bahwa mahasiswa sebagai subjek didik harus
mendapatkan pembelajaran secara komprehensif. Integrasi antara aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam proses
pembelajaran harus diutamakan. Sehingga masuk akal apabila etika bisnis—aspek afektif/ sikap dalam hal ini—
disisipkan di berbagai mata kuliah yang ditawarkan. Ketiga, metode pengajaran dan pembelajaran pada mata kuliah ini
cenderung monoton.Pengajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah langsung.

Kalaupun disertai penggunaan studi kasus, sayangnya tanpa disertai kejelasan pemecahan masalah dari kasus-kasus
yang dibahas. Hal ini disebabkan substansi materi etika bisnis lebih sering menyangkut kaidah dan norma yang
cenderung abstrak dengan standar acuan tergantung persepsi individu dan institusi dalam menilai etis atau tidaknya
suatu tindakan bisnis. Misalnya, etiskah mengiklankan sesuatu obat dengan menyembunyikan informasi tentang indikasi
pemakaian? Atau membahas moral hazard pada kasus kebangkrutan perusahaan sekelas Enron di Amerika Serikat.
Keempat, etika bisnis tidak terdapat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

Nilainilai moral dan etika dalam berperilaku bisnis akan lebih efektif diajarkan pada saat usia emas (golden age) anak,
yaitu usia 4–6 tahun. Karena itu, pengajarannya harus bersifat tematik. Pada mata pelajaran agama, misalnya, guru bisa
mengajarkan etika bisnis dengan memberi contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW berdagang dengan tidak
mengambil keuntungan setinggi langit. Kelima, orangtua beranggapan bahwa sesuatu yang tidak mungkin mengajarkan
anak di rumah tentang etika bisnis karena mereka bukan pengusaha. Pandangan sempit ini dilandasi pemahaman
bahwa etika bisnis adalah urusan pengusaha.

Padahal, sebenarnya penegakan etika bisnis juga menjadi tanggung jawab kita sebagai konsumen. Orangtua dapat
mengajarkan etika bisnis di lingkungan keluarga dengan jalan memberi keteladanan pada anak dalam menghargai hak
atas kekayaan intelektual (HaKI), misalnya dengan tidak membelikan mereka VCD, game software, dan produk bajakan
lain dengan alasan yang penting murah. Keenam, pendidik belum berperan sebagai model panutan dalam pengajaran
etika bisnis. Misalnya masih sering kita mendapati fenomena orangtua siswa memberi hadiah kepada gurunya pada saat
kenaikan kelas dengan alasan sebagai rasa terima kasih dan ikhlas.

Pendidik menerima hadiah tersebut dengan senang hati dan dengan sengaja menunjukkan hadiah pemberian orangtua
siswa tersebut kepada teman sejawatnya dengan memuji-muji nilai atau besaran hadiah tersebut. Tidakkah kita sadari,
kondisi seperti ini akan memberikan kesan mendalam pada anak kita? Mengurangi praktik pelanggaran etika dalam
berbisnis merupakan tanggung jawab kita semua. Sebagai pengusaha, tujuan memaksimalkan profit harus diimbangi
peningkatan peran dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan turut melakukan pemberdayaan kualitas hidup
masyarakat melalui program corporate social responsibility (CSR).

Pada saat kita berperan sebagai konsumen, seyogianya memahami betul hak dan kewajiban dalam menghargai karya
orang lain. Orangtua harus menjadi model panutan dengan memberikan contoh baik tentang perilaku berbisnis kepada
anak sehingga kelak mereka akan menjadi pekerja atau pengusaha yang mengerti betul arti penting etika bisnis.
Pemerintah sebagai regulator pasar turut berperan mengawasi praktik negatif para pelaku ekonomi. Sudah saatnya
pemerintah mempertimbangkan etika bisnis termuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Peran aktif para
pelaku ekonomi ini pada akhirnya akan menjadikan dunia bisnis di Tanah Air surga bagi investor asing.


Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/periskop/etika-bisnis-dan-pendidikan.html

The Day's Today